Islam, Perempuan dan Politik: Argumentasi Keterlibatan Perempuan dalam Politik di Indonesia Pasca Reformasi

Yusuf Fadli

Abstract


Artikel ini menjelaskan bagaimana sebenarnya hubungan antara Islam, perempuan dan politik dalam pasca Orde Baru. khususnya bagaimana keterlibatan gerakan perempuan Nahdlatul Ulama (NU) dalam memperjuangkan keseteraan gender yang dilandasi pada nilai-nilai Islam. Pasca reformasi, gerakan wanita NU masuk ke dalam wilayah politik untuk memperbaiki kondisi sosial wanita yang telah lama ditepikan. Dengan latar belakang inilah kajian ini dijalankan dengan fokus utama ialah gerakan wanita Nahdlatul Ulama dan keterlibatan wanita NU dalam politik Indonesia. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang berbentuk kajian pustaka dengan kaedah analisis deskriptif. Kajian ini menggunakan teori partisipasi politik dan konsep feminisme. Dapatan kajian menunjukkan bahwa NU berhasil meningkatkan perwakilan wanita dalam politik, khususnya di DPR RI (parlemen). Namun, keberhasilan wanita NU tersebut belum dapat memperbaiki kondisi wanita secara keseluruhan, karena ia merupakan sebuah proses yang memerlukan masa dan kesabaran. Kajian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada pelajar, masyarakat dan pemerintah yang berminat terhadap kajian gerakan wanita NU dalam politik pasca reformasi 1998 dan dapat membantu pihak pemerintah Indonesia dalam membuat kebijakan, khususnya yang terkait dengan pembangunan wanita Indonesia.

 

This article describes how the relationship between Islam, women and politics of post-new order. especially how women’s movement of Nahdlatul Ulama involvement in the fight for gender equality which is based on Islamic values. Post-reformation era, the women movement of NU stepped in into political realm to improve the social condition of women which had been marginalized for a long time. Based on this background, this study focuses the women movement in NU and the partaicipation of NU women in Indonesian politics. The aim of this study is to examine the background of NU women, to discover factors that encourage them to support the idea of gender equality and to assess the role of NU women in Indonesian politics. This study applies the qualitative approach in collecting secondary sources with a descriptive analysis. This study also uses Political Partaicipation theory and Feminism concept. The findings show that the women of NU has successfully improved the women representatives in politics, especially in DPR RI (parliament). Yet, they are still struggling in improving the condition of women as a whole, because it’s a process that needs time and patience. Hopefully, this study gives a good contribution to student, community and government who are interested in the study of women movement of NU in the post-1998 reformation politics. Furthermore, this study helps the government to determine its policy in Indonesia, partaicularly in integrating women into development.


Keywords


Islam; Perempuan; Politik; Orde Baru; NU; Feminisme

Full Text:

PDF

References


Agustina, Heriyani. 2009. Keterwakilan perempuan di parlemen dalam perspektif keadilan dan kesetaraan gender. Dlm. Siti Hariti Sastriyani (pnyt.). Gender and politics. hlm.163-170. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Badan Pusat Statistik. 2010. Hasil sensus penduduk 2010: data agregat per provinsi.

Bashin, Kamla dan Khan, Nighat Said. 1995. Persoalan pokok mengenai feminisme danrelevansinya. Terj. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Budiardjo, Miriam. 1998. Partisipasi dan partai politik: suatu pengantar. Dlm Miriam Budiardjo (pnyt.). Partisipasi dan partai politik: sebuah bunga rampai. Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia.

Conway, M. Margaret. 2000. Political participation in the United States. Washington: Congressional Quarterly Press.

Dahl, Robert. 2005. Perihal demokrasi: menjelajahi teori dan praktek demokrasi secara singkat. Terj. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Dahlerup, Drude. 2006. Introduction. Dlm Drude Dahlerup. (pnyt.). Women, quotas and politics. hlm. 3-31. New York: Routledge.

Friedan, Betty. 1963. The feminine mystique. England: Penguin Books.

___________. 1970. Television and the feminine mystique. Dlm Barry G. Cole (pny.). Thetelevision: a series of readings from TV guide magazine. hlm. 267-275. New York: FreePress.

Gatara, A. Said dan Moh. Dzulkiah Said. 2007. Sosiologi politik: konsep dan dinamika perkembangan kajian. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Humm, Maggie. 1992. Feminisms: a reader. Harvester Wheatsheaf.

Iwanaga, Kazuki. 2008. Women and politics in Asia: a comparative perspective. Dlm Kazuki Iwanaga (pnyt.). Women’s political and participation and representation in Asiaobsttacles and challenges. hlm. 1-22. NIAS Press.

Ja’far, Muhammad Anas Qasim. 2001. Mengembalikan hak-hak politik perempuan sebuahperspektif Islam. Jakarta: Azan.

Kartika, Sandra (pnyt.). 1999. Konvensi tentang penghapusan segala bentuk diskriminasiterhadap perempuan: panduan bagi jurnalis. Jakarta: LSPP.

Masdar, Umaruddin (pnyt.). 2010. Mengabdi Tiada Henti: Rekam jejak FKB DPR RI 2004-2009. Yogyakarta: Pustaka Tokoh Bangsa.

Mernissi, Fatimah. 1994. Wanita dalam Islam. Terj. Bandung: Pustaka.

Mujani, Saiful. 2007. Muslim demokrat: Islam, budaya demokrasi, dan partisipasi politik di Indonesia pasca Orde Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Mulia, Musdah dan Anik Farida. 2005. Perempuan dan politik. Jakarta: Gramedia.

____________. 1998. Konsep kepemimpinan perempuan dalam Islam: kesaksian dari Kongres Umat Islam Indonesia. Paper diskusi dalam seminar NU, P3M, Jakarta. 25 Nopember.

____________. 2007. Benarkah agama melawan perempuan? Jurnal Perempuan. Kami punya sejarah. 52 (3): 77-89.

Nie, Norman H dan Sidney Verba. 1975. Political participation. Dlm Fred I. Greenstein & Nelson W. Polsky. Handbook of political science. Mass: Addison-Wesley Publishing Company.

Norris, Pippa. 2002. Breaking the barriers: positive discrimiation policies for women. Dlm Jyette Clausen & Charkes S. Maier. Has the liberalism failed women? parity, quotas, and political representation. hlm. 1-31. London: St. Martin Press.

Sanaf, Erfanto & Jazuni (pnyt.). 2004. Mendayung di pusaran: kiprah fraksi kebangkitan bangsa majelis permusyawaratan rakyat Republik Indonesia 1999-2004. Jakarta: FKB.

Sasiana, Sali dan Dian Cahyaningrum. 2010. Implementasi pasal tentang affirmative action dalam undang-undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD (studi di provinsi Maluku Utara). Kajian. Vol. 15. No. 1 (3): 141-170.

Sumbung, Titi. 2006. Legal review: hak politik perempuan. Paper Diskusi Interaktif Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan RI. Jakarta. 8 November.

Sumiarni, Endang. 2004. Jender dan feminisme. Yogyakarta: Wonderful Publishing Company.

Umar, Nasaruddin. 1999. Argumen kesetaraan jender perspektif al-Qur’an, Jakarta: Paramadina.

Verba, Sidney., Kay Lehman Schlozman & Henry E. Brady. 1995. Voice and equality. civic voluntarism in American politics. Cambridge: Harvard University Press.

Zein, Wahidah Br Siregar. 2008. Responses of Muslimat and Fatayat to the quota for women in the 2004 elections. Fakultas Da’wah IAIN Sunan Ampel Surabaya.




DOI: http://dx.doi.org/10.31000/jgcs.v1i1.267

Article Metrics

Abstract - 11039 PDF - 6635

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Journal of Government and Civil Society

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.


 

Journal of Government and Civil Society is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License