Peran Lembaga Keuangan Mikro Syari'ah BMT dalam Meningkatkan BUMDES dan Akses Keuangan di Banten

Muljadi Muljadi

Abstract


Potensi desa di Banten yang berjumlah 1273 perlu diberdayakan,Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah  BMT merupakan merupakan lembaga keuangan mikro syari’ah yang sasarannya pada ekonomi rakyat berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dengan sistem bagi hasil. Tujuan  utamanya meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil, sebagai bagian dari upaya mengentaskan kemiskinan.BUMDes adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.Potensi BUMDes akan semakin prospektif apabila disinergikan dengan lembaga keuangan mikro syari’ah Baitul Maal Wat Tamwil (LKMS BMT). Lembaga keuangan syari’ah ini terbukti mampu beradaptasi dengan masyarakat desa. konsep SDSB, satu desa satu BMT. Untuk mewujudkan tersebut maka perlu 5 pilar yaitu. Bina akhlak, bisa saudara, bina sinergi, bina dana dan bina pasar dan produk unggulan.

 

Potential villages in Banten amounting to 1,273 and need to be empowered, Shari’ah Micro Financial Institution Baitul Maal Wat Tamwil (LKMS BMT) is a microfinance institution syari’ah targeted at people’s economy trying to develop productive businesses and investments with profit-sharing system. The main objective is to improve the economic quality of micro and small entrepreneurs, as part of efforts to alleviate poverty. Village Owned Enterprises (BUMDes) is a business entity which is completely or partially owned by the Village through direct participation derived from the wealth of the Village separated to manage assets, services and other businesses for the greatest benefit of the small town community. Potential BUMDes will be more prospective when synergized with Shari’ah microfinance institutions Baitul Maal Wat Tamwil (LKMS BMT). This syari’ah financial institution proved able to adapt with the village community. The concept of SDSB,one village one BMT. To achieve this it is necessary to have 5 pillars in support of the process, fostering behavior, fostering brotherhood, building synergy, building funds and market development, and excellent products.


Keywords


Des; Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah; BUMDes

Full Text:

PDF

References


Agregasi Sindonews.com. (2017, Juli 18).

Aries, Mufti, 2016. BMT Itu Arteri Agar Uang Sampai Ke Desa, Media ICMI, Jakarta Aziz, M. Amin. 2007. Kegigihan sang Perintis, Pinbuk Press, Jakarta.

Aziz, M.Amin. 2006, Tata cara pendirian BMT, Pusat komunikasi Ekonomi Syari’ah, Jakarta

Aziz, M.Amin. 2008.The Power Al-Fatehah, Pinbuk Press , Jakarta.

BPS Pusat. (2014). Statistik Potensi Desa Indonesia 2014. Jakarta, DKI, Indonesia: Badan Pusat Statistik.

Dzikrullah, Arif Rachman Eka Permana, 2016. Sinergitas Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) Dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Sebagai Alternatif Penguatan UMKM Masyarakat Pedesaan, Jurnal DINAR Ekonomi Syariah Vol. 1 No. 1 Agustus

Nugroho, 2017. Direktur Riset VISI TELITI SAKSAMA, Jurnal kementrerian Desa dan Transmigrasi

Ridwan, Muhammad. 2005.Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil, UII Pess, Yogyakarta.

Riyanto, S. (2012, Januari 9). http://www.republika.co.id/page/about. Retrieved September 20, 2017.




DOI: http://dx.doi.org/10.31000/jgcs.v1i2.443

Article Metrics

Abstract - 1426 PDF - 1063

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Journal of Government and Civil Society

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.


 

Journal of Government and Civil Society is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License