ANALISIS PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI PUSKESMAS KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN

Wulan Damayanti

Abstract


Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses menyusu sendiri, minimal satu jam pertama pada bayi baru lahir. Segera setelah bayi lahir didekatkan kepada ibu dengan cara ditengkurapkan didada atau perut ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu, dan bayi akan menunjukkan kemampuan yang menakjubkan. Cara bayi menyusu sendiri tersebut dinamakan The Breast Crawl atau merangkak mencari payudara. Tujuannya adalah agar bayi segera mendapatkan kolostrum yang terbukti mampu meningkatkan kekebalan tubuh bayi baru lahir. Konsentrasi tertinggi kolostrum pada hari pertama dan menurun pada hari kedua sebesar 50% dan akan terus menurun secara perlahan-lahan. Cakupan praktik IMD di negara maju seperti Amerika Serikat dan Belanda angka penerapan IMD sudah mencapai 75%, sedangkan di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 34.5%. Riskesdas, 2013. Penelitian mengenai “Analisis Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Puskesmas Kabupaten Tangerang Provinsi Banten tahun 2014 (Studi Kasus Bidan Sebagai Fasilitator)” menggunakan desain “Kualitatif” dengan tekhnik observasi dan wawancara mendalam kepada Ka. Sie. KIA Dinkes Kab.Tangerang, Ka. Puskesmas, Bidan Koordinator, Bidan pelaksana, Profesi IBI Cab. Kabupaten, ibu (pasien), orang tua pasien. Variabel independen yang diteliti adalah faktor predisposing (pengetahuan, motivasi, lama kerja, sikap). Faktor pemungkin (keterampilan /pelatihan, kebijakan, SOP). Faktor penguat  (dukungan atasan, dukungan keluarga, dan monitoring). Sedangkan variabel dependen analisis pelaksanaan IMD. Dalam penelitian ini dilakukannya uji kredibilitas yang disebut triangulasi, dan peneliti hanya menggunakan dua triangulasi yaitu triangulasi sumber dan triangulasi metoda. Berdasarkan hasil wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Kabupeten Tangerang Provinsi Banten Tahun 2014 kepada Ka. Sie KIA, dan Pengurus IBI menyatakan bahwa bidan belum maksimal masih sebesar 60% dalam melaksanakan IMD, sedangkan menurut Ka. Puskesmas, Bidan koordinator, dan bidan pelaksana menunjukkan bahwa bidan sudah melaksanakan IMD pada setiap pertolongan persalinan, namun terkendala dari pasien dan keluarganya yang mengatakan lelah setelah proses persalinannya, letih, merasa tidak diinformasikan oleh bidannya dan ketidakmampuan suami dalam pengambilan keputusan untuk pelaksanaan IMD, sehingga IMD belum dapat berhasil dilakukan.  
 
Kata kunci: IMD, Bidan.

Full Text:

PDF

References


Aprilia.Y. 2009. Analisis Sosialisasi Program Inisiasi Menyusu Dini Dan ASI Eksklusif Kepada Bidan Di Kabupaten Klaten.Tesis.FKM UNDIP. Semarang. Ariff. 2010. Evaluation Of Health Workforce Competence In Maternal And NeonatalIssue In Public Health Sector Of Pakistan:An Assesment Of Their Training Needs. Dinas Kabupaten Tangerang. 2014. Perencanaan Program Kerja Bidang Kesehatan Keluarga. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja Materi Pelatihan Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta:Depkes RI dan UNFPA. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2009. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta DEPKES RI. 1992. Program Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas. Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Jakarta

Departemen Kesehatan RI. 2002. Buku Panduan Bagi Bidan dan Petugas Kesehatan di Puskesmas, Jakarta Depkes RI Direktorat Jenderal Bina KesehatanMasyarakat. 2008. Buku Acuan Pelatihan APN, Jakarta Edmond CZ, Maria A. 2006: Delayed Brestfeeding Initiation Increase Risk Of Neonatal Mortality. Quigley, Seeba Amenga-Etego, Seth OwusuAgyei and Betty R.Kirkwood. Fikawati Sandra, Ahmad Syafiq. 2010. Kajian Implementasi dan Kebijakan Air Susu Ibu Eksklusif dan Inisiasi Menyusu Dini Di Indonesia. Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan, FKMUI, Depok, Indonesia, Vol. 14, No. 1. Fretti Rutmina.dkk. 2012. Faktor yang mempengaruhi Bidan Dalam Kegiatan Inisiasi Menyusu Dini Di Wilayah Kerja Puskesmas Onah Hasang Kecamatan PahaeJulu Kabupaten Tapanuli Utara. Hubertin, Sri Purwanti. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusfi. EGC, Jakarta Handayani. 2008. faktor2 yang berhubungan dengan kepatuhan bidan dalam menerapkan IMD pada ibu bersalin di Puskesmas PONED Kabupaten Bekasi, Bekasi Ikatan Bidan Indonesia. 2003. 50 tahun Bidan Menyongsong Masa Depan. Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia, Jakarta

Idhya Bet. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan IMD oleh BPS Di Kota Bukut Tinggi. Skripsi. FKM UI, Depok. JNPK-KR. Depkes. 2007. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal, Jakarta JNPK-KR. 2010. Asuhan Persalinan Normal. Departemen Kesehatan RI, Jakarta Kemkes. 2012. Peraturan Pemerintah RI No. 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI Eksklusif, Jakarta. Kemkes. 2010. Rencana Strategis Kementrian Kesehatan RI 2010-2014, Jakarta. Kemkes. 2012. Peraturan Pemerintah RI No. 33 tahun 2012:pemberian ASI Eksklusif.,Jakarta. Krisnamurti. 2013. Evaluasi Pelaksanaan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui Oleh Bidan di Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya. Dalam Embrio Jurnal Kebidanan.Vol II. Laporan Tahunan. 2013. Puskesmas Kecamatan Rajek Kabupaten Tangerang. Laporan Tahunan. 2013. Puskesmas Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang. Laporan. 2013. Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Tangerang Morphouse Media. 2009. Standar Operasional Prosedur. Posted on 18.39.05/2009 http://egganimation.blogspot.com/2009/05/sta ndar-operasional-prosedur- lanjutan.html

Notoatmodjo. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta Nurheni. 2003. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja Bidan di Desa diKabupaten Tasikmalaya , tesis, FKM UI, Depok Notoatmodjo. 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Rineka Cipta, Jakarta Notoatmodjo. 2010. Promosi Kesehatan.Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta, Jakarta Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 24 Tahun 2007. Standar Sarana dan Prasarana. Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta Pravianti Yoshinta R. 2011. Analisis Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi di Wilayah Puskesmas Sawangan Depok. FKM UI, Depok Riskesdas. 2013. Laporan. Litbangkes, Jakarta Riskesdas. 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Roesli Utami. 2008. Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif. Pustaka Bunda, Jakarta Sejatiningsih Sri. 2010. Program Inisiasi Menyusu Dini dalam Rangka Menurunkan Angka Kematian Neonatal.Tesis.FK Universitas Padjajaran, Bandung Sarwono P. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Yayasan Bina Pustaka, Jakarta Sejatiningsih Sri. 2010. Program Inisisasi Menyusu Dini Dalam Rangka

Menurunkan Angka Kematian Neonatal, Bandung Sitinjak. 2011. Analisis Kepatuhan Bidan Terhadap SOP Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah PKM.Buhit Kabupaten Samosir Prov.Sumatra Utara. FKM UI, Depok WABA. 2007. dalam Tatik S. 2012. Faktorfaktor yang berhubungan dengan kinerja bidan dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di RSIA Budi Kemuliaan Jakarta.Tesis.FKM UI, Depok Yusnita Vera. 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan IMD oleh Bidan di 12 PKM Agam Timur Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Agam Provinsi Sumatera Barat.Skripsi. FKM UI, Depok




DOI: http://dx.doi.org/10.31000/imj.v1i2.2178

Article Metrics

Abstract - 1826 PDF - 1402

DOI (PDF): http://dx.doi.org/10.31000/imj.v1i2.2178.g1352

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Indonesian Midwifery Journal Indexed By

googleGarudacrossref   dimentionbase