PEMALI DAN IDENTITAS BUDAYA: PERSPEKTIF FILSAFAT BAHASA DALAM MASYARAKAT BETAWI
Abstract
Penelitian ini mengkaji pemali dalam konteks budaya Betawi sebagai simbol yang memiliki makna kultural dan sosial yang mendalam, serta mencerminkan norma-norma sosial yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, seperti kesopanan, keharmonisan, dan penghormatan terhadap tradisi. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pamali dan identitas budaya dalam perspektif filsafat bahasa dalam Masyarakat Betawi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengadopsi pendekatan hermeneutika, linguistik fungsional, dan semiotika. Data penelitian ini yaitu tuturan mengenai pamali masyarakat Betawi. Sumber data yaitu dua informan yang merupakan penduduk asli suku Betawi di Kelurahan Semanan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam secara langsung untuk mendapatkan informasi yang relevan mengenai mitos dan pantangan yang ada dalam masyarakat Betawi, kemudian data dicatat dalam format naratif. Teknik analisis data menggunakan metode agih, yang mencakup langkah-langkah seperti wawancara, pencatatan, penyaringan data, serta penyajian data dalam berbagai format. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pemali tidak hanya berfungsi sebagai larangan, tetapi juga sebagai alat komunikasi yang mengingatkan individu akan dampak dari tindakan sehari-hari terhadap nasib dan kesejahteraan komunitas. Penelitian ini juga menekankan pentingnya pelestarian pemali dan nilai-nilai budaya di tengah tantangan globalisasi serta mendorong generasi muda untuk lebih menghargai warisan budaya mereka.
Kata kunci: identitas budaya, pemali, budaya betawi
Full Text:
PDFReferences
Agustin, H. P., Nurhayani, I., & Prawoto, S. (2022). Semiotic analysis on the series of “Temu Manten” in Malang. Journey: Journal of English Language and Pedagogy, 5(2), 240–248.
Akhlak, A., Arifin, M. B., & Rijal, S. (2019). Pemali dalam masyarakat etnik banjar di kota Samarinda: Suatu tinjauan semiotika. Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, Dan Budaya, 3(2), 121–130.
Attas, S. G. (2019). Structure, function, and inheritance system of the Gambang Rancag oral tradition in the Betawi community. LITERA, 18(1), 118–135.
Azizah, A. R. N., & Andriyanti, E. (2023). Multicultural Values Represented in English Textbooks for Indonesian Learners: A Social Semiotic Analysis. Dinamika Ilmu, 23(1), 53–73.
Barbosa, E. (2022). The Semiotics of the Peace Rituals (Pomaas Atag to Kosunayan) of Obo Manobo People. International Journal of Language and Literary Studies, 4(1), 1–18.
Barthes, R. (1972). Mythologies. 1957. Trans. Annette Lavers. New York: Hill and Wang, 302–306.
Cámara-Leret, R., Fortuna, M. A., & Bascompte, J. (2019). Indigenous knowledge networks in the face of global change. Proceedings of the National Academy of Sciences, 116(20), 9913–9918.
Gadamer, H.-G., Marshall, D. G., & Weinsheimer, J. (2004). Truth and method: Continuum impacts.
Halimatusa’diah. (2023). The Dialectic of Bicultural Identity in Intercultural Communication: An Approach to Phenomenological Studies. International Journal of Environmental Sustainbility and Social Science, 4(2), 534–546.
Halliday, M. A. K., & Matthiessen, C. M. I. M. (2013). Halliday’s introduction to functional grammar. Routledge.
Hariandi, A., Sipahutar, M., Simbolon, B. E. N., Yulizha, A. F., & Fahriansyah, M. D. (2022). Moral and Social Values In The Organization of SKO Kenduri In Lolo Small Village, Bukit Kerman District Keinci District. Journal Research of Social Science, Economics, and Management, 2(4), 436–444.
Hess, L. (2022). Inferentialist semantics for lexicalized social meanings. Synthese, 200(5), 358.
Leonardo, R., & Gandha, M. V. (2022). Kampoeng Kite: Inkubator Berbasis Kebudayaan Betawi. Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa), 4(1), 203–214.
Middleton, J., Cunsolo, A., Jones-Bitton, A., Wright, C. J., & Harper, S. L. (2020). Indigenous mental health in a changing climate: a systematic scoping review of the global literature. Environmental Research Letters, 15(5), 053001.
Muzaki, F. I. (2018). Thematic Learning – Integrative on Cross Curriculum in Social Studies and Language Learning in Elementary Schools on Higher Grade. The Indonesian Journal of Social Studies, 1(2), 88. https://doi.org/10.26740/ijss.v1n2.p88-93
Nescolarde-Selva, J. A., & Usó-Doménech, J.-L. (2014). Semiotic vision of ideologies. Foundations of Science, 19, 263–282.
Nurmalina, N. (2015). Pantang Larang dalam Masyarakat Kampar dan Relevansinya dengan Pendidikan Karakter. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1), 27–35.
Pranata, L., & Ikhsan, R. (2018). Ritual Tari Tauh dalam Kenduri Sko (Studi Interpretivisme Simbolik: Masyarakat Desa Lolo Hilir). Sejarah Dan Budaya, 12(1), 49–59.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta.
Uniawati, U. (2014). Perahu Dalam Pamali Orang Bajo: Tinjauan Semitotika Sosial Halliday. Perahu Dalam Pamali Orang Bajo: Tinjauan Semitotika Sosial Halliday, 20(4), 568–578.
Urfan, N. F. (2019). Semiotika Mitologis Sebuah Tinjauan Awal Bagi Analisis Semiotika Barthesian. SOURCE: Jurnal Ilmu Komunikasi, 4(2).
Yanto, E. S., & Pravitasari, H. (2022). A Social Semiotic Analysis of Register Variables in the Indonesian Government-Distributed English Textbook. English Learning Innovation, 3(1), 42–69
DOI: http://dx.doi.org/10.31000/lgrm.v14i1.12828
Article Metrics
Abstract - 402 PDF - 725Refbacks
- There are currently no refbacks.
Lingua Rima: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Tangerang
Jl. Perintis Kemerdekaan I/33, Cikokol
Kota Tangerang, Indonesia
e-mail: linguarima@gmail.com
Lingua Rima: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (2621-1033) is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.