Evaluasi Operasi Banjir Bendungan Kedung Ombo Melalui Penelusuran Banjir Pada Bangunan Pelimpah
Abstract
Sebagai infrastruktur pengendali banjir Bendungan Kedung Ombo dilengkapi sebuah sistem pengoperasian waduk yang disebut operasi banjir. Operasi banjir dimulai saat elevasi muka air waduk (MAW) mencapai elevasi +89,50 mdpl atau disebut elevasi dumping energy level. Pada saat terjadi banjir elevasi MAW terus meningkat hingga limpas melalui pelimpah utama (+90,00 mdpl) hingga pelimpah darurat (93,30 mdpl dan 93,70 mdpl). Pelimpah darurat Kedung Ombo merupakan pelimpah timbunan yang didesain akan runtuh apabila terjadi overtopping 30 cm diatas mercu. Meskipun diperbolehkan untuk runtuh, sebaiknya hal ini harus dihindari karena akan menyebabkan limpasan air waduk yang besar sehingga dapat membanjiri daerah hilir bendungan. Maka dari itu diperlukan upaya analisis dini untuk mengetahui berapa besaran debit inflow yang disyaratkan supaya tidak terjadi keruntuhan pada pelimpah darurat. Metode penelitian yang digunakan dengan melakukan pemodelan DAS dan waduk menggunakan software HEC-HMS. Debit yang digunakan untuk menentukan besaran inflow menggunakan debit desain berbagai kala ulang yang disimulasikan terhadap waduk dan pelimpah (spillway routing) dengan ketentuan pola operasi banjir Kedung Ombo. Hasil peneluruan banjir menunjukan MAW tidak limpas pada banjir desain Q2, sedangkan waduk limpas melalui pelimpah utama pada banjir desain Q5, Q10, Q20, Q25, Q50, Q100, Q200, Q500, Q1000, dan QPMF. Pada debit banjir QPMF terjadi limpas melalui pelimpah darurat I (+93,30 mdpl) dengan elevasi MAW maksimum +93,58 mdpl. Maka dapat simpulkan bahwa operasi banjir Kedung Ombo tidak aman terhadap debit inflow QPMF.
Full Text:
PDFReferences
Kementerian PUPR, “Modul 7 : Sistem Informasi Banjir,” Bandung, Sep. 2017.
BBWS Pemali Juana, “Laporan Pedoman O&P Bendungan Kedungombo,” Semarang, Dec. 2021.
P. Subagyo, “Diskripsi Singkat Bendungan Kedungombo,” Jakarta, Oct. 2009.
M. D. P. Gupta, R. Haribowo, and T. Budi Prayogo, “Studi Penentuan Status Mutu Air Menggunakan Metode Indeks Pencemaran Dan WQI Di Tukad Badung, Denpasar,” Jurnal Teknik Pengairan, vol. 11, no. 2, pp. 83–93, Nov. 2020, doi: 10.21776/ub.pengairan.2020.011.02.02.
Nurhamidah, A. Junaidi, and M. Kurniawan, “Tinjauan Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap Limpasan Permukaan (Kasus : DAS Batang Arau Padang),” Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand), vol. 14, no. 2, pp. 131–138, Oct. 2018.
J. K. Nasjono, “Keandalan Metode Soil Curve Conservation Services-Curve Number untuk Perhitungan Debit Puncak pada DAS Manikin,” 2018.
A. Noor Annisa Ramadan, D. Nurmayadi, A. Sadili, R. Rizaldy Solihin, and Z. Sumardi, “Studi Penentuan Nilai Curve Number DAS Pataruman berdasarkan Satuan Peta Tanah Indonesia,” 2020.
K. Frida Sulistiyani and R. Rambu Dulu Mosa, “Hydrologic Modeling System HEC-HMS Technical Reference Manual CPD-74B,” Washington, 2000.
A. Bagiawan, S. Mulat Yuningsih, and D. Windatiningsih, “Pengujian Data Hidrologi Dalam Rangka Peningkatan Efektifitas dan Efisiensi Pengelolaan Sumber Daya Air,” Jurnal Sumber Daya Air, vol. 7, no. 1, 2011.
Kementerian PUPR, “Petunjuk Teknis Perhitungan Debit Banjir pada Bendungan,” Jakarta, Mar. 2017.
Kementerian PUPR, “Modul 1 : Analisis Curah Hujan,” 2022.
Badan Standarisasi Nasional, “Tata Cara Perhitungan Hujan Maksimum Boleh Jadi dengan Metode Hersfield,” Jakarta, 2012.
Z. P. Kirpich, “Time of concentration of small agricultural watersheds,” Civil engineering, vol. 10, no. 6, p. 362, 1940.
Wiliya and U. Lasminto, “Pemodelan Hujan-Debit Menggunakan Model Hec-HMS Di DAS Bengawan Solo Hulu,” Aplikasi Teknik Sipil, vol. 20, no. 2, pp. 193–198, 2022.
DOI: http://dx.doi.org/10.31000/civil.v6i2.12928
Article Metrics
Abstract - 90 PDF - 17Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
CURRENT INDEXING STRUCTURE
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------