EVALUASI NORMA KEDAULATAN RAKYAT DALAM KONSTITUSI DAN PELAKSANAANNYA DALAM KERANGKA NEGARA HUKUM DEMOKRATIS
Abstract
The issue of determining the winners of the presidential election, the tenure of president and vice president, the principle of electing the regional head and the legal regime of the regional head are issues that are still not completely regulated in the constitution and need improvement. Several articles in the constitution relating to people's sovereignty should the MPR make changes to article 6 paragraph (3), article 7, article 18 paragraph (4) and article 23 paragraph (2) by looking at the practice of state administration and the dynamic development of democratic life. MPR as an institution that has the authority to change the constitution can carry out the process of changing the constitution according to the mechanism of article 37 of the 1945 Constitution. such as the absence of the presidential treshold regime and separate elections between legislative elections, presidential elections, local elections. Therefore, the Parliament and the President are called upon to amend Law No. 7 of 2017 concerning elections in line with constitutional values
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Akhmaddhian, S. (2018). Asas-Asas dalam Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik untuk Mewujudkan Good Governance. LOGIKA: Jurnal Penelitian Universitas Kuningan, 9(01).
Ananda, S. (2019). Reformulasi Kewenangan Komisi Yudisial Dalam Perspektif Penegakan Kode Etik Pada Lembaga Peradilan [PhD Thesis].
Arinanto, S. (2006). Politik Pembangunan Hukum Nasional dalam Era Pasca Reformasi. Jurnal Konstitusi, 3.
Arrsa, R. C. (2016). Pemilu Serentak dan Masa Depan Konsolidasi Demokrasi. Jurnal Konstitusi, 11(3), 515–537.
Asshiddiqie, J. (2007). Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi. Bhuana Ilmu Populer.
Asshiddiqie, J. (2010). Perihal undang-undang. Rajawali Pers.
Bandarsyah, D. (2019). Pemilu Indonesia dan Tantangan Era Milenial. Salam Redaksi.
Benuf, K. (2019). Harmonisasi Hukum: Pemilu Serentak dan Ketenagakerjaan, Analisis Yuridis terhadap Kematian KPPS Tahun 2019. Gema Keadilan, 6(2), 196–216.
Dewi, N. W. M. S. (2017). Kewenangan MPR sebagai Pelaksana Kedaulatan Rakyat Pasca Amandemen Ke-4 UUD NRI 1945. SOSHUM: Jurnal Sosial Dan Humaniora [Journal of Social Sciences and Humanities], 7(1), 1–11.
Eddyono, L. W. (2016). Penyelesaian Sengketa Kewenangan Lembaga Negara oleh Mahkamah Konstitusi. Jurnal Konstitusi, 7(3), 001–048.
Fahmi, K. (2016). Prinsip Kedaulatan Rakyat dalam Penentuan Sistem Pemilihan Umum Anggota Legislatif. Jurnal Konstitusi, 7(3), 119–160.
Fatwa, A. M. (2009). Potret konstitusi pasca amandemen UUD 1945. Penerbit Buku Kompas.
Gandaria, R. Y. (2015). Implementasi Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (Aaupb) Dalam Mewujudkan Prinsip Good Governance And Clean Government Di Pemerintahan Daerah. Lex Administratum, 3(6).
Gitawati, D. F. (2015). Implikasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 Tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD Terhadap Kewenangan DPR RI Dalam Hal Penentuan Pimpinan DPR Dan Hak Imunitas DPR. [PhD Thesis]. University of Muhammadiyah Malang.
Heryanto, G. G. (2020). Realitas Komunikasi Politik Indonesia Kontemporer. IRCISOD.
Indrati, M. F., & Farida, M. (2007). Ilmu Perundang-Undangan: Jenis, Fungsi dan Materi Muatan. Yogyakarta: Kanisius.
Irawan, A. (2016). Implementasi Teori Kedaulatan Rakyat Negara Republik Indonesia Di Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat. ETD Unsyiah.
Isra, S. (2009). Kekuasaan dan perilaku korupsi: Catatan hukum. Penerbit Buku Kompas.
Mahfud, M. (2006). Membangun politik hukum, menegakkan konstitusi. LP3ES.
Mahfud, M. (2007). Perdebatan hukum tata negara: Pasca amandemen konstitusi. LP3ES.
Marwijah, S., & Nuswardani, N. (2014). Garis-Garis Besar Haluan Negara sebagai Penentu Arah dan Strategi Rencana Pembangunan Indonesia. Rechtidee, 9(1), 88–103.
Muhammad Alim, S. H. (2010). Asas-Asas Negara Hukum Modern Dalam Islam; kajian Komprehensif Islam dan Ketatanegaraan. LKIS PELANGI AKSARA.
Munir, S. (2014). The Identical Value Between Constitution and Constitutional Law in the Constitutional System. Jurnal IUS Kajian Hukum Dan Keadilan, 2(2).
Neta, Y. (2014). Eksistensi Komisi Konstitusi Independen Dalam Melakukan Perubahan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. JURNAL KONSTITUSI, 1(1).
Nugraha, H. S. (2019). MPR DAN URGENSI GARIS BESAR HALUAN NEGARA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA. Veritas et Justitia, 5(1), 191–217.
Nugroho, W. (2016). Politik Hukum Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi atas Pelaksanaan Pemilu dan Pemilukada di Indonesia. Jurnal Konstitusi, 13(3), 480–502.
Prasetyoningsih, N. (2014). Dampak Pemilihan Umum serentak bagi pembangunan demokrasi Indonesia. Media Hukum, 21(2), 23.
Reschentia, B., Indra, M., & Junaidi, J. (2016). Prosedur Perubahan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Sebelum Dan Sesudah Perubahan [PhD Thesis]. Riau University.
Rohmat, A. M. (2016). Kedudukan dan Kewenangan Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Era Reformasi. Jurnal Pembaharuan Hukum, 3(2), 181–190.
Sabriantina, T. (2008). Pemilihan Umum Kepala Daerah Sebagai Aktivitas Pemililihan Umum. KONSTITUSI Jurnal, 1(1), 40.
Saleh, M., & Hunafa, D. F. (2018). Pemilu Berintegritas: Menggagas Pencabutan Hak Politik Bagi Narapidana Tindak Pidana Korupsi yang Dipilih Melalui Pemilihan Umum. Law Research Review Quarterly, 4(03), 1069–1086.
Saraswati, P. S. (2017). Pemberlakuan Kembali Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dalam Undang-Undang Dasar. Prosiding Seminar Nasional Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati Denpasar, 235–243.
Sardini, N. H., Putranti, I. R., Wijayanto, S., Prayitno, T. H., Fitriyah, M. A., & Alfirdaus, L. K. (2019). Prosiding Konferensi Nasional Rumpun Disiplin Ilmu Politik” Pemilu Dalam Tinjauan Multiaspek”.
Shiddiqie, J. A. (2016). Pengantar ilmu hukum tata negara. Rajawali Pers.
Siahaan, M. (2009). Peran Mahkamah Konstitusi dalam Penegakan Hukum Konstitusi. Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, 16(3), 357–378.
Sinaga, B. N. (2013). Inkonsistensi Kedaulatan Rakyat dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kanun: Jurnal Ilmu Hukum, 15(1), 27–39.
Sudrajat, H. (2016). Kewenangan Mahkamah Konstitusi Mengadili Perselisihan Hasil Pemilukada. Jurnal Konstitusi, 7(4), 159–178.
Sugianto, F., & Budiarsih, B. (2018). PENGUATAN INSTITUSI KEDAULATAN RAKYAT SEBAGAI IMPLEMENTASI DEMOKRASI PANCASILA. SEMINAR NASIONAL CALL FOR PAPER & PENGABDIAN MASYARAKAT, 1(01).
Thalib, A. R. (2006). Wewenang Mahkamah Konstitusi & Implikasinya dalam Sistem Ketatanegaraan RI. Citra Aditya Bakti.
Tutik, T. T. (2013). Analisis Kedudukan dan Status Hukum Ketetapan MPR RI Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, 20(1), 1–20.
Wheare, K. C. (1975). Modern Constitutions. London: Oxford University Press.
Widayati, W., Absori, A., & Azhari, A. F. (2014). Rekonstruksi Kedudukan Ketetapan Mpr dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia. Media Hukum, 21(2), 15.
Widjiastuti, A. (2016). PRINSIP KEDAULATAN RAKYAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM INDONESIA.
Zuhro, R. S. (2019). Demokrasi dan Pemilu Presiden 2019. Jurnal Penelitian Politik, 16(1), 69–81.
DOI: http://dx.doi.org/10.31000/ijlp.v1i1.2633
Article Metrics
Abstract - 1553 PDF - 1334DOI (PDF): http://dx.doi.org/10.31000/ijlp.v1i1.2633.g1630
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.