CRIMINAL LAW CONSIDERATIONS (Ratio Decidendi)
Abstract
Judicial practice in Indonesia, judging from the decisions of criminal cases, generally judges give legal considerations only to prove the elements of a criminal offense. In contrast, the determination of the crime is not objectively considered, and most are merely considerations of incriminating and mitigating matters. On the other hand, the judge has absolute authority in imposing a crime; the judge's freedom is guaranteed by law. The supreme power of judges who are used freely without objective measures has the potential to produce corrupt decisions and injustices. Criminal objectives must be aligned with legal goals, namely to realize penalties that guarantee legal certainty, justice, and expediency. Ideally, good sentences reflect the three purposes of the law.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Astutiningrum, Y. P. (2016). Pertimbangan Majelis Hakim Dalam Peranan Saksi Ahli Dalam Pembuatan Visum Et Repertum Sebagai Alat Bukti Dalam Perkara Penganiayaan Yang Menyebabkan Kematian. Verstek, 4(1).
Bobek, M., & Kosař, D. (2014). Global Solutions, local damages: A critical study in judicial councils in Central and Eastern Europe. German Law Journal, 15(7), 1257–1292.
Borman, M. S. (2017). INDEPENDENSI KEKUASAAN KEHAKIMAN DARI PENGARUH KEKUASAAN DI INDONESIA. Lex Journal: Kajian Hukum & Keadilan, 1(1).
Butt, S. (2012). Indonesia’s Constitutional Court: Conservative activist or strategic operator? The Judicialization of Politics in Asia, 98–116.
Daming, S. (2016). PELUANG DAN TANTANGAN PERWUJUDAN SISTEM PERADILAN YANG BERSIH DAN BERKUALITAS. YUSTISI, 3(2), 39.
Destria, E. D., & Monica, D. R. (2019). PROSPEKTIF PENERAPAN RECHTERLIJK PARDON (PEMAAFAN HAKIM) DALAM PUTUSAN PENGADILAN (Studi Konsep RKUHP 2018). POENALE: Jurnal Bagian Hukum Pidana, 7(1).
Dewi, Y. T. N., Tjandra, W. R., & Niemann, G. R. (2016). Independence of Judicial Power as a Foundation of Human Rights Judicial Function in Indonesia. International Journal of Social Science and Humanity, 6(3), 239.
Djafar, Z. S. (2016). Politik Hukum Menciptakan Lembaga Peradilan Yang Independen, Wibawa Dan Akuntabel. Lex Privatum, 4(5).
Elias, R. F. (2014). Penemuan hukum dalam proses peradilan pidana di Indonesia. Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum, 1(1), 1–11.
Fahmiron, F. (2016). INDEPENDENSI DAN AKUNTABILITAS HAKIM DALAM PENEGAKAN HUKUM SEBAGAI WUJUD INDEPENDENSI DAN AKUNTABILITAS KEKUASAAN KEHAKIMAN. LITIGASI, 17(2), 3467–3515.
Fahriza, A. M. (2015). Tinjauan Tentang Pembuktian Dakwaan Penuntut Umum dengan Alat Bukti Keterangan Saksi Verbalisan dan Implikasinya terhadap Putusan dalam Perkara Perlindungan Anak (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Bulukumba Nomor: 101/Pid. B/2014/PN. BLK).
Gultom, S. S., & Sularto, R. B. (2016). Ide Dasar Keseimbangan Dalam Penetapan Status Tersangka Sebagai Objek Praperadilan Oleh Kekuasaan Kehakiman Di Indonesia. Law Reform, 12(1), 101–120.
Haldemann, F. (2005). Gustav Radbruch vs. Hans Kelsen: A debate on Nazi law. Ratio Juris, 18(2), 162–178.
Handoko, D. (2015). Kekuasaan Kehakiman di Indonesia. HAWA DAN AHWA.
Hertoni, M. (2015). Independensi Hakim dalam Mencari Kebenaran Materiil. Lex Crimen, 5(1).
Johny, R. H. (2009). Contempt of Court (Kajian Tentang Ide Dasar dan Implementasinya Dalam Hukum Pidana). Jurnal Dinamika Hukum, 9(2), 169–180.
Kennedy, A. M. (1995). Judicial Ethics and the Rule of Law. . . Louis ULJ, 40, 1067.
Khalid, A. (2014). Penafsiran Hukum oleh Hakim dalam Sistem Peradilan di Indonesia. Al-Adl: Jurnal Hukum, 6(11).
Lotulung, P. E. (2003). Kebebasan Hakim dalam Sistem Penegakan Hukum. Makalah Disampaikan Pada Seminar Pembangunan Hukum Nasional VIII, Tema “Penegakan Hukum Dalam Era Pembangunan Berkelanjutan”, Diselenggarakan Oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia RI, Denpasar, 14–18.
Luhukay, R. S. (2019). INDEPENDENSI KEKUASAAN KEHAKIMAN PASCA AMANDEMEN UNDANG-UNDANG DASAR TAHUN 1945 DAN RELEVANSINYA BAGI PENEGAKAN HUKUM YANG BERKEADILAN DI INDONESIA. Jurisprudentie: Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Syariah Dan Hukum, 6(1), 135–154.
Mappiasse, S. (2017). Logika hukum pertimbangan putusan hakim. Prenada Media.
Mustofa, I. (2016). Jendela Logika dalam Berfikir; Deduksi dan Induksi sebagai Dasar Penalaran Ilmiah. El-Banat: Jurnal Pemikiran Dan Pendidikan Islam, 6(2), 1–21.
Nasrulloh, A. S. (2015). Asas ultra petitum partium dalam penemuan hukum oleh hakim perspektif hukum progresif [PhD Thesis]. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Nugroho, S. S. (2015). MENUJU PEMIKIRAN FILOSOFIS ILMU HUKUM HOLISTIK (Kajian Kritis terhadap Ilmu Hukum Positivistik Menuju Postposivistik dengan Pendekatan Chaos Theory of Law). Jurnal Yustisia Merdeka, 1(2).
Piana, D. (2010). Judicial accountabilities in new Europe: From rule of law to quality of justice. Gower Publishing, Ltd.
Priyadi, A. (2013). Politik Hukum Kekuasaan Kehakiman (Tinjauan Tentang Kemandirian Kekuasaan Kehakiman Setelah Dikeluarkannya UU No. 48 Tahun 2009). Cakrawala Hukum, 15(41), 23192.
Radbruch, G. (2003). Rechtsphilosophie (Vol. 2043). CF Müller GmbH.
Selviria, S. (2019). Sistem Pemidanaan Indonesia Ditinjau dari Pendekatan American Legal Realism dan Scandinavian Realism. Simbur Cahaya, 25(2), 189–206.
Setyowati, H. (2014). Tinjauan Tentang Pengesampingan Hukum Pembuktian Oleh Hakim Sebagai Alasan Penuntut Umum Mengajukan Kasasi Terhadap Pembebasan Dakwaan Primair Dalam Putusan Perkara Korupsi (Studi Kasus Dalam Putusan Mahkamah Agung No. 1389 K/Pid. Sus/2012).
Suhariyanto, B. (2012). MENUNTUT AKUNTABILITAS PUTUSAN PENGADILAN MELALUI PEMIDANAAN TERHADAP HAKIM. Jurnal Hukum Dan Peradilan, 1(2), 249–274.
Surono, A. (2013). Fiksi hukum dalam pembuatan Peraturan Perundang-undangan. Fakultas Hukum Universitas Al-Azhar Indonesia.
Syamsudin, M., & SH, M. (2011). Konstruksi Baru Budaya Hukum Hakim Berbasis Hukum Progressif. Kencana.
Tumpa, H. A. (2015). Penerapan Konsep Rechtsvinding dan Rechtsschepping oleh Hakim dalam Memutus Suatu Perkara. Hasanuddin Law Review, 1(2), 126–138.
Tutik, T. T. (2014). Ilmu Hukum: Hakekat Keilmuannya Ditinjau dari Sudut Filsafat Ilmu dan Teori Ilmu Hukum. Jurnal Hukum & Pembangunan, 44(2), 245–268.
Usman, A. H. (2015). Kesadaran Hukum masyarakat dan Pemerintah sebagai Faktor Tegaknya Negara Hukum di Indonesia. Jurnal Wawasan Yuridika, 30(1), 26–53.
Wajdi, F. (2017). Urgensi Etika dalam Peradilan. Etika Dan Budaya Hukum Dalam Peradilan, 117.
Wantu, F. M. (2009). Refleksi Atas Konsep Peradilan Satu Atap Menuju Pada Tujuan Kekuasaan Kehakiman Yang Mandiri. Jurnal Legalitas, 2(3), 12513.
Widodo, J. P. (2011). Penalaran Hukum Dalam Proses Mengadili Perkara Pidana Dalam Kerangka Kebebasan Hakim. Pranata Hukum, 6(2), 26727.
DOI: http://dx.doi.org/10.31000/ijlp.v1i2.2774
Article Metrics
Abstract - 507 PDF - 558DOI (PDF): http://dx.doi.org/10.31000/ijlp.v1i2.2774.g1982
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.