PUBLIC SPACE PARTICIPATION IN LAW ENFORCEMENT AGAINST SERIOUS HUMAN RIGHTS VIOLATIONS IN DISCOURSE PERSPECTIVE JÜRGEN HABERMAS

Abdul Kadir, Fachri Aldifara Kurnia, Dwi Nur Fauziah Ahmad, Auliya Khasanofa, Ulil Albab

Abstract


This writing aims to analyze the background of the public sphere's participation in resolving cases of gross human rights violations by using the public sphere discourse of Jurgen Habermas. The method used in writing is a normative juridical approach. The point is that this research focuses more on literature studies and news studies, documentary studies on the provisions of laws and regulations. The results of this paper show that the factors that cause serious human rights cases cannot be legally resolved because of the very dominant political element in the settlement, such as this serious human rights case will be used as an advantage for practical political interests five years, and also the average perpetrators of gross human rights violations are currently an important element in the current Indonesian government. In this case, the element of public space should play an important role in resolving these gross human rights violations, in the theory of public space discus according to Jurgen Habermas, so that social problems such as legal problems can be resolved intersubjectively between the system and the public sphere, and the results obtained through consensus can be accepted. Intersubjectively without putting aside each opinion, Habermas proposes his concept of communicative discourse as a discourse that must be tested first in a communicative ratio. In the settlement of serious human rights cases, it is still possible to be resolved legally by involving the public sphere, because according to Habermas every social problem such as law can be resolved through communicative action.

 

KEYWORDS: Communicative Ratio, Law, Serious Human Rights Cases, Public Space


Full Text:

PDF

References


Arifin, R., & Lestari, L. E. (2019). Penegakan dan Perlindungan Hak Asasi manusia di Indonesia dalam konteks implementasi sila kemanusiaan yang adil dan beradab. Jurnal Komunikasi Hukum (JKH), 5(2), 12–25.

Astuti, L. (2017). Penegakan Hukum Pidana Indonesia dalam Penyelesaian Pelanggaran Hak Asasi Manusia. Kosmik Hukum, 16(2).

Aswandi, B., & Roisah, K. (2019). Negara Hukum Dan Demokrasi Pancasila Dalam Kaitannya Dengan Hak Asasi Manusia (HAM). Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia, 1(1), 128–145.

Basuki, A. (2007). Kebijakan Rektroaktif dalam Penegakan Hukum terhadap Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Berat. Majalah PERSPEKTF Keadilan, 12(2).

Benuf, K., & Azhar, M. (2020). Metodologi Penelitian Hukum sebagai Instrumen Mengurai Permasalahan Hukum Kontemporer. Gema Keadilan, 7(1), 20–33.

Budi Hardiman, F. (2010). Ruang Publik: Melacak “Partisipasi Demokratis” dari Polis sampai Cyberspace. Yogyakarta, Kanisius.

Daud, B. S., & Jaya, N. S. P. (2019). Penyelesaian Masalah Hak Asasi Manusia Masa Lalu dan Rekonsiliasi Nasional di Indonesia. Pandecta Research Law Journal, 14(2), 83–90.

Gerung, R. (2009). Intelektual dan Kondisi Politik. Jurnal Prisma, XXVIII, 66.

Gramsci, A. (2015). Antonio Gramsci: Selections from the prison notebooks. Aakar Books.

Gunakaya, A. W. (2017). Hukum Hak Asasi Manusia. Penerbit Andi.

Hayati, S. (2018). Penaklukan Ruang Publik oleh Kuasa Agama. Jurnal Studi Agama, 2(1), 33–51.

Irawati, A. C. (2019). Tinjauan terhadap pelanggaran berat hak asasi manusia (gross violation of human rights) Dalam konflik bersenjata non internasional di aceh. ADIL Indonesia Journal, 1(1).

Ishaq, H. (2017). Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi Tesis Serta Disertasi. Bandung: Alfabeta.

Kurniawan, M. B. (2018). Konstitusionalitas Perppu nomor 2 tahun 2017 tentang Ormas ditinjau dari UUD 1945. Jurnal Konstitusi, 15(3), 455–479.

Latipulhayat, A. (2016). Demokrasi Deliberatif: Dari Wacana ke Kerangka Hukum. Padjadjaran Journal of Law, 3(2).

Magnis-Suseno, F. (1987). Etika Dasar. Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral. Penerbit PT Kanisius.

Muzaqqi, F. (2013). Diskursus Demokrasi Deliberatif di Indonesia. JRP (Jurnal Review Politik), 3(1), 123–139.

Noor, I. (2016). Identitas Agama, Ruang Publik Dan Post-Sekularisme: Perspektif Diskursus Jurgen Habermas. Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin, 11(1), 61–87.

Nurcahyono, A., & Hadi, P. H. (2003). Diskursus tentang Modernitas Antara Jurgen Habermas dan Michel Foucault: Suatu Tinjauan Epistemologi: Discourse of Modernity Between Jurgen Habermas and Michel Foucault: Perspective ofTpistemology. Sosiohumanika (16/B), 16(2003).

Pakpahan, Z. A. (2017). Mekanisme Penyelesaian Pelanggaran HAM di Indonesia Berdasarkan Undang-undang No. 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan HAM. Jurnal Ilmiah Advokasi, 5(1), 106–125.

Prasetyo, A. G. (2012). Menuju demokrasi rasional: Melacak pemikiran jürgen habermas tentang ruang publik. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 16(2), 169–185.

Ramadhan, F., Nugraha, X., & Felany, P. I. (2020). Penataan Ulang Kewenangan Penyidikan dan Penuntutan dalam Penegakan Hukum Pelanggaran HAM Berat. Veritas et Justitia, 6(1), 172–212.

Roza, P. (2013). Ruang Publik: Melacak “Partisipasi Demokratis” dari Polis Sampai Cyberspace. Jurnal Sosioteknologi, 12(30), 559–562.

Rukajat, A. (2018). Pendekatan Penelitian Kualitatif (Qualitative Research Approach). Deepublish.

Sasmito, J. (2018). Pengantar Negara Hukum Dan HAM. Perpustakaan Nasional.

Siringoringo, P. (2016). IMPLEMENTASI PENYELESAIAN PELANGGARAN HAM BERAT DI INDONESIA. to-ra, 2(2), 365–370.

Subrata, G., & Kom, S. (2007). Kajian Ilmu Perpustakaan Literatur Primer, Sekunder Dan Tersier. Universitas Negeri Malang.

Supratinigsih, S. (2007). Etika Diskurus Bagi Masyarakat Multikultur: Sebiuah Analisis Dalam Perspektif Jurgen Habermas. Jurnal Filsafat UGM, XVII(1), 40–41.

Supriadi, Y. (2017). Relasi ruang publik dan pers menurut Habermas. Jurnal Kajian Jurnalisme, 1(1).

Suryajaya, M. (2011). Alain Badiou dan Masa Depan Marxisme. Yogyakarta: Resist Book.

Suswandari, S. (2017). PERSPEKTIF PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DALAM PENANAMAN NILAI DAN ETIKA SERTA HAK ASASI MANUSIA DI ERA GLOBAL. Prosiding Seminar Nasional Himpunan Sarjana Ilmu-ilmu Sosial, 2, 401–414.

Ulumuddin, U. (2006). JURGEN HABERMAS DAN HERMENEUTIKA KRITIS (SEBUAH GERAKAN EVOLUSI SOSIAL). HUNAFA: Jurnal Studia Islamika, 3(1), 73–90.

Wiratraman, R. H. P. (2013). Akses Keadilan Bagi Korban Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi No. 006/PUU-IV/2006. Jurnal Rechts Vinding: Media Pembinaan Hukum Nasional, 2(2), 177–196.




DOI: http://dx.doi.org/10.31000/ijlp.v3i1.6455

Article Metrics

Abstract - 426 PDF - 339

DOI (PDF): http://dx.doi.org/10.31000/ijlp.v3i1.6455.g3311

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.