HUBUNGAN PENGGUNAAN CLINICAL PATHWAY TERHADAP TINDAKAN LAPARASKOPI DAN LAPARATOMI PADA KASUS MIOMA UTERI DI RSPAD GATOT SUBROTO BULAN JANUARI-JUNI 2017
Abstract
Clinical pathway menyediakan standar pelayanan minimal dan memastikan bahwa pelayanan tersebut tidak terlupakan dan dilaksanakan tepat waktu.Mioma uteri menjadi salah satu pilihan kasus yang diteliti kesesuaian diagnosisnya dengan clinical pathway. Hal ini disebabkan karena kasus mioma uteri sering terjadi dan memerlukan high cost serta hight risk bagi pasien yang menderita kasus tersebut. Penyebab utama mioma uteri belum diketahui secara pasti sampai saat ini, tetapi penyelidikan telah dijalankan untuk memahami keterlibatan faktor hormonal, faktor genetik, growth factor, dan biologi molekular untuk tumor jinak ini.
Metoda penelitian menggunakan Cross sectional. Tujuan penelitian ini untuk mengamati penggunaan clinical pathway terhadap tindakan laparaskopi dan laparatomi atas indikasi mioma uteri berdasarkan variabel lama operasi, jumlah perdarahan saat operasi, komplikasi, lama dirawat (Length Of Stay) dan transfusi pasca operasi.Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni2017.Populasi pada penelitian ini adalah seluruh wanita dengan diagnosa mioma uteri yang menjalani operasi baik laparatomi maupun laparoskopi di RSPAD Gatot Soebroto yaitu sebanyak 53 pasien.
Hasil penelitian ini diperoleh 53 kasus mioma uteri, terdapat 21 pasien (39.6%) laparoskopi miomektomi, 6 pasien (11.3%) laparoskopi histerektomi, 14 pasien (26.4%) laparatomi miomektomi dan 12 pasien (22.6%) laparatomi histerektomi. Penggunaan clinical pathway terhadap kesesuaian diagnosa pre operasi dan pasca operasi 12 kasus (22.6%) tidak sesuai dan 41 kasus (77.4%) yang sesuai. Dari 5 variabel yang diambi (lama operasi, jumlah perdarahan, lenght of stay, komplikasi dan transfusi) hanya ada 1 variabel yang berhubungan dengan penggunaan clinical pathway terhadap tindakan laparatomi dan laparaskopi pada kasus mioma uteri yaitu jumlah perdarahan (p = 0.036).
Kata kunci : laparaskopi, laparatomi, mioma uteri, clinical pathway
Full Text:
PDFReferences
DAFTAR PUSTAKA
drg. Puti Aulia Rahma, MPH, Implementasi Clinical Pathway Untuk Kendali Mutudan Kendali Biaya Pelayanan Kesehatan, www.mutupelayanankesehatan.net. 2013
INA CBGs, Apa itu clinical pathway, inacbg.blogspot.co.id. 2014
Parker, Gomel V. Isobaric laparoscopy.
Canada J Obstet Gynecol:JOGC.
;29(6):493-4
Hadibroto, Peran laparoskopi operatif pada nyeri pelvis kronis. Indonesia J
Obstet Gynecol 2006;30(3): 152-5
Sushan, How Long Does Laparoscopic Surgery Really Take? Lesson Learned From 1000 Operative Laparoscopies.
Pubmed, NCBI, US National Library of
Medicine National Institutes of Health.
Briones, Comparison of laparoscopic vs.
laparotomy treatment in ovarian teratomas, Pubmed, NCBI, US National Library of Medicine National Institutes of Health. www.ncbi.nlm.nih.gov, ginecol obstet Mex 2010 Oct;78(10) 527-32
NH Stringer, JC Walker, and PM Meyer Comparison of 49 laparoscopic myomectomies with 49 open myomectomies.J Am Assoc Gynecol Laparosc, Aug 1997; 4[4]: 457-64.
R. Seracchioli, S. Rossi, F. Govoni, E.
Rossi, S. Venturoli, C. Bulletti, and C. Flamigni Fertility and obstetric outcome
after laparoscopic myomectomy of large myomata: a randomized comparison with abdominal myomectomy,Hum. Reprod., Dec 2000; 15: 2663 - 2668.
A. Holzer, S. T. Jirecek, U. M. Illievich, J. Huber, and R. J. Wenzl, Laparoscopic Versus Open Myomectomy: A Double- Blind Study to Evaluate Postoperative
Pain Anesth. Analg. May 2006; 102: 1480
- 1484.
L.Mettler, T. Schollmeyer,W .Jonat,
update on laparoscopic myomectomy,
Gynecological Surgery, vol.2, number 3 / sept. 2005 ; 173 - 177 www.springerlink.com/index/M7KHX37
J38.pdf
Wahyu Hadisaputra, Perkembangan Laparoskopi Operatif di Indonesia, departemen obstetri dan ginekologi Univeritas Indonesia, Vol 2 no 2, April
Nadya Lusiana, Fara Vitantri Diah C, Minimize Blood Loss during
Myomectomy: Comparative Literature
Study of Several Intervention Techniques
Department of Obstetric & Gyneacology, Faculty of Medicine, University of Indonesia, Department of Obstetric & Gyneacology, Fatmawati General Hospital. 2014
Miller CE. Unmet therapeutic needs for uterine myomas. J Minim Invasive
Gynecol. 2009;16 (1) : 11 - 21
DOI: http://dx.doi.org/10.31000/jkft.v3i1.1017
Article Metrics
Abstract - 1935 PDF - 1712DOI (PDF): http://dx.doi.org/10.31000/jkft.v3i1.1017.g818
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Jurnal JKFT
Alamat Redaksi : Jurnal JKFT Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Muhammadiyah TangerangJl. Perintis Kemerdekaan 1 No.33 Cikokol Tangerang, Indonesia Email: jkft.jurnalfikes@gmail.com