Diskursus Demokrasi Pancasila dalam Lintas Perspektif Etnisitas
Abstract
Diskursus mengenai demokrasi selalu bergulir dalam berbagai lintasan dan pergulatan waktu. Demokrasi bukan bersifat final tetapi selalu mencari bentuk dalam setiap konteks sosial dan budaya masyarakat Indonesia. Demokrasi Pancasila yang sering kali dianggap sebagai sebuah barang jadi pun menemui berbagai tantangan dan bahkan perlawanan dari berbagai kelompok. Hal ini tidak terlepas dari beragam dan heterogennya masyarakat Indonesia, kontestasi etnisitas, politik dan budaya yang selalu mewarnai trajektori demokrasi pancasila. Banyak negara multietnis yang sudah luluh lancah dan bubar karena perbedaan ideologi masing-masing kelompok. Namun fakta empirisnya, di tengah-tengah banyak runtuhnya negara multietnis pada pascaperang dunia kedua, seperti Indonesia misalnya, masih kokoh berdiri dengan segala gejolaknya. Menarik untuk melihat lagi konstruksi dan dekonstruksi yang membentuk demokrasi di Indonesia dalam lintas sejarah dan perspektif.
Discourses on democracy are always rolling in various trajectories and time battles. Democracy is not final, but will always seek form in every social and cultural context of Indonesian society. Pancasila democracy which is often regarded as a finished item encounters various challenges and even resistance from various groups. This cannot be separated from the variety and heterogeneity of Indonesian society, ethnicity, political, and cultural contestation that will always adorn the trajectory of Pancasila democracy. Many multiethnic countries have been decimated and dispersed because of the ideological differences of each group, the empirical facts in the midst of the multi-ethnic state collapse in the post-Second World War still stand firm with all its turmoil. It is interesting to see again the construction and deconstruction that shape democracy in Indonesia in cross-history and perspective.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abdilah, Ubed. 2002. Politik Identitas Etnis: Pergulatan Tanpa Tanda Identitas. Magelang.
IKAPI.
Anderson, Benedict. 2008. Komunitas Terbayang. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Denzin, N.K & Y.S Lincoln (Eds). 2000. Handbook of Qualitative Research (Second Edition).
Thousand Oaks. Sage Publ. Inc.
Furnifal, JS. 2009. Hindia Belanda: Studi tentang Ekonomi Majemuk. Jakarta: Freedom Istitute. Halabo, TT. 2015. “Ethnic Federal System in Ethiopia: Origin, Ideology and Paradoxes”.
International Journal of Political Science and development. Vol. 4 (1), pp. 1-5.
Hefner, R.W. 2013. Politik Multikulturalisme. Yogyakarta: Impulse-Kanisius.
Latif, Yudi. 2011. Negara Paripurna: Historis, Rasionalitas dan Aktualitas. Jakarta: PT.
Gramedia.
Lord, H. G. 1973. Expost Facto Studies as A Research Method. New York: Syracuse City School District.
Malasevic, S. 2004. The Sociology of Etnicity. London SAGE Publication LTD
Rahman Atikur. 2015. “Ethno-Political Conflict: The Rohingya Vulnerability in Myanmar”. International Journal of Humanities & Social Science Studies (IJHSSS), VolumeII, Issue-I, July 2015, Page No. 288-295.
Sjaf, S. 2014. Politik Etnik: Dinamika Politik Lokal di Kendari. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Sujatmiko IG. 2014. Keterwakilan Etnis di Politik Nasional: Kasus Etnis Sunda di Republik Indonesia. Jurnal Masyarakat Pusat Kajian Sosiologi UI.
Swasono, Sri-Edi. 2010. Indonesia dan Doktrin Kesejahteraan Sosial: Dari Klasik dan Neoklasik sampai the end Laisez-Faire. Jakarta. Perkumpulan. Prakarsa.
Tridakusumah, A.C. etal. 2015. Social Identity, Ethnicity and Internal Mobility in Indonesia.
Paper.
Wiradi, G. 2015. Menilik Demokrasi. Yogyakarta: Penerbit tanah Air Beta.
Wirutomo, Paulus. 2012. Sistem Sosial Indonesia. Depok. UI Press.
DOI: http://dx.doi.org/10.31000/jgcs.v1i2.441
Article Metrics
Abstract - 3120 PDF - 3444Refbacks
- There are currently no refbacks.
Journal of Government and Civil Society is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License .